bismilah

Sabtu, 18 Jun 2011

from millatfacebook

daenk fatimah
daenk fatimah menulis di Juni 17, 2011.

Di suatu sore yg senggang, terlihat seorang wanita berjalan dg
terhuyung2. Pakaian yg serba hitam menandakan bahwa ia sedang dalam
keadaan duka cita yg mendalam. Ia melangkah perlahan mendekati rumah
Nabi Musa a.s. Diketuknya pintu pelan2 sambil mengucapkan salam.
Kemudian terdengar ucapan dari dalam, “Silahkan masuk!”

Perempuan
itu lalu masuk sambil kepalanya terus menunduk. Air matanya berderai
ketika ia mulai berkata, “Wahai Nabi Allah. Tolonglah saya! Doakan saya
agar Tuhan berkenan mengampuni dosa keji saya.”

“Apakah dosa yg telah kamu lakukan wahai wanita?” tanya Nabi Musa.

“Saya takut mengatakannya.” jawab wanita itu.

“Katakanlah, jangan ragu2!” desak Nabi Musa.

Maka, wanita itu dengan kata terpatah2 mulai bercerita, “Saya… telah berzina.”

Kepala
Nabi Musa terangkat, hatinya mulai tersentak. Kemudian wanita itu
meneruskan ceritanya, “Dari perzinahan itu, saya pun lantas hamil.
Setelah anak saya lahir, langsung saya cekik lehernya sampai mati.”
Cerita itu diakhiri dg tangis sejadi2nya.

Mendengar cerita itu,
Nabi Musa mulai berapi2 matanya. Dengan kesal ia berkata, “Perempuan
bej*t! Enyah kau dari sini, agar siksa Allah tidak jatuh ke dalam
rumahku karena perbuatanmu. Pergi..!” teriak Nabi Musa sambil
memalingkan mata karena jijik.

Kemudian dengan hati bagai kaca yg
hancur berkeping2, segera bangkit dan segera melangkah keluar.
Tangisannya amat memilukan. Ia tak tahu harus kemana lagi hendak
mengadu. Bahkan ia tak tahu mau dibawa kemana lagi langkah2 kakinya.
Bila seorang Nabi saja menolaknya, bagaimana pula dg manusia yg lain.
Adakah yg mau menerimanya? Terbayang olehnya betapa besar dosanya,
betapa buruk dan sangat hina perbuatannya.

Sepeninggalan dirinya
dari rumah Nabi Musa tadi, kemudian Malaikat Jibril turun mendatangi
Nabi Musa. Sang Malaikat bertanya, “Mengapa engkau menolak seorang
wanita yg hendak bertaubat dari dosanya? Tidakkah engkau tahu bahwa ada
dosa yg lebih besar daripadanya?”

Nabi Musa terkejut. “Dosa apakah
yg lebih besar dan lebih keji dari dosa wanita pezina dan pembunuh
tadi?” tanya Nabi Musa kepada Malaikat Jibril. “Betulkah ada dosa yg
lebih besar daripada dosa zina yg dilakukan oleh wanita nista itu?”

“Ada!” jawab Malaikat Jibril dg tegas.

“Dosa apakah itu?” tanya Nabi Musa dengan penasaran.

“Dosa
orang yg meninggalkan sholat dg sengaja dan tanpa merasa bersalah atau
menyesal sedikitpun. Orang itu dosanya lebih besar daripada seribu kali
zina.”

Mendengar penjelasan itu, Nabi Musa kemudian memanggil
wanita tadi untuk menghadapnya kembali. Kemudia ia mengangkat tangan
dengan khusyuk memohonkan ampunan Allah untuk wanita tersebut.

Nabi
Musa menyadari, orang yg meninggalkan sholat dg sengaja dan tanpa
penyesalan adalah sama saja ia menganggap sholat itu tidak wajib dan
tidak perlu atas dirinya. Berarti seakan2 ia menganggap remeh perintah
Tuhan, bahkan menganggap Tuhan tidak ada atau tidak punya hak untuk
mengatur dan memerintah hamba2-Nya. Sedangkan orang yang bertobat dan
menyesali semua dosanya dg sungguh2 berarti ia masih mempunyai iman di
dadanya. Ia bertekad untuk kembali pada jalan ketaatan kepada-Nya dan ia
yakin Allah pasti akan menerima kedatangannya kembali. Insya Allah…

Wallahu’alam…

Tiada ulasan: